Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jenis P2P Lending Produktif dan Konsumtif

Perkembangan fintech P2P (Peer to Peer) Lending di Indonesia makin berkembang dari waktu ke waktu. Faktor imbal hasil yang tinggi menjadi alasan para pemberi pinjaman (lender) untuk melakukan pendanaan di P2P Lending, tapi harus diingat juga bahwa faktor risiko gagal bayar juga harus dipertimbangkan. Sebelum melakukan pendanaan di P2P Lending, maka sebaiknya Anda mengenal dulu jenis P2P Lending yang ada di Indonesia.


P2P Lending Produktif

Ini merupakan jenis P2P Lending yang banyak ditemui di Indonesia, yang mana pemberi pinjaman (lender) memberi pinjaman yang berkaitan dengan sektor produktif. Contohnya adalah pinjaman untuk menambah modal toko pakaian, toko sembako, pedagang pasar dan sebagainya. Jadi dana dari pemberi pinjaman (lender) akan digunakan oleh peminjam (borrower) untuk menjalankan kegiatan usaha. P2P Lending produktif biasanya tidak menerapkan bunga harian dan tingkat bunganya juga terhitung rendah. Tenor pinjaman P2P Lending produktif mulai dari 1 (satu) bulan, 6 (enam) bulan, hingga 12 (dua belas) bulan. Dalam pengajuan pinjaman, maka perusahaan P2P Lending produktif akan mempertimbangkan kondisi finansial peminjam dengan melakukan analisis kredit yang mendalam.

P2P Lending Konsumtif

P2P Lending konsumtif sering juga disebut sebagai Payday Loan, yang mana pemberi pinjaman (lender) memberi pinjaman yang berkaitan dengan konsumtif. Contohnya adalah pinjaman untuk membeli smartphone, jam tangan, mobil dan sebagainya. P2P Lending konsumtif biasanya menerapkan bunga harian dan tingkat bunganya juga terhitung tinggi. Tenor pinjaman P2P Lending konsumtif sangat singkat mulai dari 7 (tujuh) hari hingga 30 (tiga puluh) hari. Dalam pengajuan pinjaman, maka perusahaan P2P Lending konsumtif tidak mempertimbangkan kondisi finansial peminjam selama pengajuan sudah memenuhi ketentuan, seperti memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).